Nusa
Dua (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan
optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara bisa
mencapai 5,7 persen hingga 6,4 persen pada 2011.
Dalam
pidatonya pada pembukaan konferesi pertama Badan Pemeriksa Keuangan
se-ASEAN atau ASEAN Supreme Audit Institutions (ASEANSAI) di Bali
International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Rabu, Presiden
mengatakan, negara-negara ASEAN tetap menunjukkan ketahanan terhadap
krisis keuangan global yang mendera kawasan Zona Euro.
"Perkembangan ekonomi kita kuat dan di tengah krisis keuangan global kita tetap menunjukkan ketahanan," ujarnya.
ASEAN,
lanjut dia, memiliki pasar yang terus berkembang, kurs mata uang yang
stabil, dan situasi regional yang damai sehingga tetap menarik sebagai
tempat bisnis dan investasi.
Situasi
menguntungkan itu, menurut Presiden Yudhoyono yang menjabat Ketua ASEAN
2011, membutuhkan penyesuaian dari sisi pemerintah yang harus
menyeimbangkan fungsinya sebagai regulator dan fasilitator.
"Sebagai
hasilnya, pemerintah saat ini harus menerapkan audit yang konstan dan
ketat karena sutuasi dunia menuntut transparansi, akuntabilitas, dan
juga partisipasi terbuka dari semua pihak," tuturnya.
Karena
itu, Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011 menyambut baik pembentukan
ASEANSAI sebagai wadah kerjasama BPK dari sepuluh negara anggota ASEAN.
Presiden
Yudhoyono menyampaikan keyakinannya ASEANSAI dapat mewujudkan komunitas
ASEAN yang menganut prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
Menurut
dia, tuntutan untuk transparansi dan tata kelola pemerintahan yang baik
telah sejalan dengan perubahan tatanan internasional yang menghendaki
suatu pemerintahan responsif terhadap kebutuhan rakyat.
"Karena
pemerintahan yang responsif terhadap kebutuhan rakyatnya adalah yang
paling bisa mengatasi tantangan jaman. Tidak ada negara di dunia yang
kebal terhadap tantangan regional dan global. Dan dengan dukungan dari
rakyatnya, pemerintahan mana pun bisa kuat mengatasi segala tantangan
dan bahkan bisa lebih kuat lagi karena dukungan negara-negara lain di
kawasan," tuturnya.
Saat
ini, lanjut Presiden, sepuluh anggota ASEAN adalah negara dinamis
dengan tujuan bersama untuk membangun komunitas Asia yang saling peduli
dan saling berbagi.
ASEAN,
kata dia, juga telah mengalami transformasi dari pertama kali terbentuk
pada 1967 yang awalnya hanya beranggotakan lima negara menjadi
organisasi yang kini menarik perhatian dunia.
"Sebagai
contoh dari integrasi kawasan yang berhasil, ASEAN telah berupaya untuk
mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan
sekitarnya," demikian Yudhoyono.
No comments:
Post a Comment