*** MARI KITA SALING BERBAGI INFORMASI - MANFAATKAN MEDIA SEBAGAI SARANA EDUKASI - MAJULAH BANGSAKU - MAJULAH INDONESIAKU ***



Friday, November 18, 2011

Eropa, India, AS Tuding Indonesia Hambat Perdagangan Bebas

PADANG-- Produsen dan eksportir Indonesia mendapat 218 kasus tuduhan melakukan hambatan dalam perdagangan internasional dari beberapa negara selama periode 1990 hingga 2011.
Kasus itu terdiri dari 175 tuduhan dumping, 14 tuduhan subsidi dan 29 tuduhan safeguard, kata Direktur Pengamanan Perdagangan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan RI, Ernawati.
Tuduhan hambatan itu berasal dari negara-negara Uni Eropa sebanyak 27 kasus, India (27), Amerika Serikat (23), Australia (21), Turki (17), Afrika Selatan (14), Philipina (10) dan sisanya dibawah 10 kasus dari beberapa negara lain seperti Selandia Baru, Malaysia, China, Brazil, Thailand dan Mexico.
Menurut dia, tuduhan ini menunjukan penggunaan instrumen pengamanan perdagangan internasional berupa tuduhan dumping, subsidi dan safeguard sudah banyak dilakukan negara maju dan berkembang.
Terhadap 218 kasus yang dituduhkan kepada produsen dan eksportir Indonesia, Direktorat Pengamanan Perdagangan (DPP), Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan RI, telah memroses 20 kasus dumping, 95 kasus dikenakan bea masuk anti dumping dan 103 kasus dihentikan penyelidikannya.
Ia menjelaskan, DPP Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan RI yang mempunyai tugas advokasi kepada produsen dan eksportir yang terkena tuduhan dumping, subsidi dan safeguard, berkewajiban melakukan langkah-langkah proaktif melalui penyuluhan dan informasi kepada pelaku bisnis dan masyarakat umum.

Tuesday, November 1, 2011

Dunia Maya, Efek Nyata

Oleh : Asharidho Lubis

Sampai hari ini masih sering di jumpai seseorang yang berasumsi, dunia internet itu adalah dunia maya. Perjumpaan ini bukanlah yang terakhir. Selama masih ada orang yang belum memperoleh manfaat positif dari dunia online yang mereka sebut maya itu, mereka tak akan menyadari bahwa hal itu sangatlah real.
Orang-orang ini selalu menganggap dunia maya itu dunia antah berantah yang tidak perlu diperhatikan secara serius. Hal ini tampak dari ungkapan-ungkapan mereka yang masih menyudutkan perilaku onliner. misalnya ungkapan, “masalah kayak gitu aja (perilaku di twitter dan facebook) di bahas”.
Boleh saja mereka tidak memakai (mengenal) tekonologi ini. Bukan berarti dunia online itu dunia maya, namun sangat real dan pengaruhnya sangat terasa. kita bisa memperoleh rasa sedih, senang dan uang di sana.
Ada beberapa kalangan yang hidup dengan memanfaatkan dunia maya. Salah satunya  Derawan, Ibu rumah tangga konvensional. Maksudnya Ibu rumah tangga profesional karena dia tidak bekerja di kantor. Namun seluruh hidupnya didedikasikan untuk mengurus keluarga.
Awal tahun 2000an dia sangat aktif menulis di blog. Rupanya tulisannya sangat menarik para onliner lain. Dari sini mulai muncul keterikatan pertemanan dengan saling mengunjungi blog dan meninggalkan sepucuk komentar di sana. mulailah mereka mengadakan kopdar (kopi darat), pertemuan di warung kopi atau tempat lain yang disepakati.
Kepopulerannya terus melesat, karena itu dia mulai mempunyai “massa”. Peluang ini dilihat para pemilik brand untuk mendukung kampanye program-program yang sedang dijalankan brand tersebut. Di sela-sela postingan rutinnya, sekarang sudah ada webtorial di sana. Sejak itu ia dikenal sebagai blogger berbayar.
Dari sini, ia mulai diminta untuk menjadi pembicara-pembicara seminar yang membahas tentang komunitas, tentang bagaimana cara menulis dan bagaimana cara membranding dirinya maupun hal lain.
Social media terus berkembang. Munculah twitter. karena ia sudah mempunyai “basis massa” sebelumnya dengan mudah ia memperoleh follower yang jumlahnya ribuan dalam waktu singkat. Kembali brand memanfaatkannya sebagai buzzer atau rainmaker. Setiap kicauan yang ia posting di twitter ia memperoleh bayaran.
Sekarang ia memperoleh sebutan baru selebtwit. dan ini makin melambungkan namanya di “dunia maya” dan dunia realita. Karena ia punya massa dan memahami perilaku onliner di social media banyak “agency” yang memintanya bergabung menjadi timnya. Selain berefek ke masalah karir, tentu saja ia juga mengalami hal-hal personal akibat ia berkiprah di dunia maya tersebut.
Sampai di sini masih mengganggap dunia maya itu tidak real?
Mungkin perlu diingatkan lagi, banyak peristiwa besar berawal dari dunia maya. Kasus koin Prita, koin sastra dan ketika gunung merapi erupsi, seorang seleb terpaksa telanjang di minimarket atau penculikan abege di facebook dan lainnya.
Bisa dimaklumi, kesalahan bukan sepenuhnya pada mereka. Pada saatnya nanti, kelak ketika mereka telah memperoleh manfaat dari teknologi ini, mereka pasti akan  menyadari bahwa ada dunia lain selain dunia nyata yang dipahaminya sekarang ini. Dan dunia ini jauh lebih menyenangkan, sangkil dan mangkus.